Baik atau tidak jika membiarkan anak Remaja bepergian sendiri ke luar negeri?
Pergi Solo traveling atau bepergian sendirian ke luar negeri mungkin akan menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. Bagi sebagian remaja, terutama di negara maju, bepergian sendirian merupakan bagian dari proses menuju kedewasaan. Pergi Solo traveling akan memberikan sebuah pengalaman yang berharga yang dapat di kenang dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Tetapi, sebagai orang tua, terutama di Indonesia, apakah kita akan membiarkan anak kita untuk bepergian ke luar negeri sendiri?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya kita melihat pro dan kontra traveling solo bagi seorang anak.
Pro dan Kontra Pergi Solo traveling Untuk Remaja
Banyak orang hanya ingin berpergian dengan orang lain dan mereka tidak pernah punya keinginan untuk pergi sendirian. Namun bagi sebagian lainnya, solo traveling bisa menjadi sumber kebanggaan dan kegembiraan yang luar biasa. Berikut adalah pro dan kontra solo traveling.
Pro pergi solo traveling bagi remaja
Kontra pergi solo traveling bagi remaja
Penjelasan Pro dan kontra Pergi Solo traveling bagi remaja
Pro
Dapat memilih dan merencanakan rincian perjalanan sendiri
Tidak ada yang bisa mengalahkan perasaan seorang anak jika mereka bisa mewujudkan liburan impiannya dengan sempurna. Ketika mereka melakukan solo traveling, mereka bisa dengan bebas melakukan hal-hal yang mereka sukai dan tentunya menghindari hal-hal yang tidak mereka ingin mereka lakukan.
Berlibur dengan teman berarti anak kita harus mendiskusikan dan merencanakan segala sesuatu dengan temannya. Hal ini mungkin akan membuang-buang waktu dan budget untuk hal-hal yang sebenarnya tidak ingin mereka lakukan, atau ketempat yang mereka tidak ingin kunjungi.
Saat anak tersebut melakukan solo traveling, hal tersebut tidak terjadi, karena si anak dapat menentukan sendiri, dan memiliki waktu untuk eksplorasi dan berpetualang sesuai dengan keingginannya.
Bertemu dengan orang baru dan lingkungan baru selama perjalanan.
Bepergian dengan seorang teman berarti mereka akan punya teman untuk mengobrol. Sedangkan jika bepergian sendiri atau solo traveling berarti mereka akan dipaksa untuk berkenalan dengan seseorang didalam perjalanan. Kadang, solo traveling bisa menjadi dorongan bagi anak kita untuk keluar dari zona nyamannya sehingga dapat memberikan pengalaman baru dalam hidupnya.
Benar benar dapat belajar banyak tentang diri sendiri.
Ketika anak kita tersebut berada di sekitar orang-orang yang sering mereka temui, tentunya sebagai orang tua kita merasa nyaman. Tetapi Solo traveling akan memaksa mereka untuk belajar mengenali dirinya sendiri dengan lebih dalam.
Karena mereka tidak bisa bertanya kepada teman-temannya atau keluarganya apa yang ingin akan dia lakukan selanjutnya, anak kita tersebut akan dipaksa untuk memikirkan apa yang benar-benar ingin dia lakukan. Mereka akan menemukan sendiri hal-hal apa yang ingin dicoba, dan apa yang sangat di sukai sehingga mereka dapat belajar proses pengambilan keputusan.
Tidak ada drama
Bepergian sendiri atau Solo traveling berarti akan memberi kesempatan kepada anak kita untuk benar-benar beristirahat dari drama/masalah sehari-hari yang mereka hadapi di kehidupan sehari-hari.
Ketika kamu bepergian bersama teman temannya, hal ini tidak mungkin akan mereka alami. Bayangkan, jika salah temannya melakukan hal-hal yang tidak dia sukai atau mereka bertengkar di tengah perjalanan, persahabatan mereka bisa saja terancam.
Kontra
Kekawatiran akan keselamatan mereka didalam perjalanan.
Salah satu hal pertama yang sering dipikirkan sebagai orang tua adalah ketika anak meminta ijin untuk traveling adalah masalah keamanan. Apalagi jika anak tersebut mengatakan akan melakukan perjalanan seorang diri.
Bepergian dengan teman akan memberi sedikit rasa aman kepada kita sebagai orang tua. Anak kita paling tidak akan punya seseorang teman untuk membantunya keluar dari masalah, atau ada teman yang membantu memberikan perlindungan / menjaga agar tidak mendapat masalah.
Perlu pemikiran yang matang bagi orang tua untuk memberikan ijin, walau anak tersebut mungkin sudah berusia dewasa (18 tahun lebih).
Mempercayai mereka untuk memutuskan segala sesuatu sendiri.
Bagi si anak itu sendiri, bepergian seorang diri membutuhkan perencanaan yang matang. Solo traveling berarti anak tersebut harus memikirkan dan merencanakan semuanya sendiri. Beda jika bepergian bersama teman, di tengah perjalanan, jika memiliki teman perjalanan berarti anak tersebut bisa mendiskusikan recana atau alternative perjalanan dengan teman seperjalanannya.
Menanggung seluruh biaya perjalanan sendiri
Jika membicarakan biaya perjalanan, seperti kamar hotel dan sebagainya, traveling dengan teman atau kelompok bisa mengurangi biaya yang harus kamu keluarkan. Tetapi, ketika anak tersebut memutuskan untuk bepergian sendiri, biaya perjalanan akan ditanggung sendiri oleh anak tersebut. Pertimbangkan masalah biaya dan juga dana lainnya sebelum kamu memutuskan untuk traveling sendiri.
Kesimpulan Pro dan Kontra Pergi Solo Traveling Bagi Remaja
Solo traveling memiliki banyak manfaat, tetapi juga ada beberapa kerugian. Pertimbangkan pro dan kontra diskusikan bersama sebelum membuat sebuah keputusan. Tentunya sebagai orang tua kita tidak mau begitu saja untuk menolak keinginan anak, tanpa alasan, atau karena kita takut akibat membaca berita negatif, atau menonton film.
Diskusikan dengan baik, cari jalan keluar yang terbaik seperti misalnya mencari tahu apakah ada relasi, teman, atau saudara yang tinggal di negara yang akan di kunjungi. Cari tahu kontak detail dan coba untuk berbicara dengan relasi/teman/saudara tentang daerah yang akan di kunjungi, dan apakah mereka mau untuk membantu jika anak kita tersebut membutuhkan bantuan, atau jika anak kita tersebut boleh menghubungi/bertemu sewaktu berkunjung di daerah dimana mereka tinggal.
Tips Traveling Sendirian Bagi Remaja
Agar di dalam perjalanan, anak kita bisa mendapatkan pengalaman terbaik, pastikan bahwa mereka telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Sebagai orang tua tentunya kita ingin agar liburan si anak ini menjadi pengalaman yang menyenangkan dan berkesan. Pengalaman yang akan selalu mereka ingat di sepanjang hidupnya.
Berikut ini adalah beberapa kesalahan yang biasa dilakukan oleh seorang solo traveler – terutama bagi yang baru pertama kali melakukan perjalanan sendiri.
Tidak memiliki cukup persiapan
Mungkin kesalahan terburuk yang bisa dilakukan pada saat melakukan solo traveling adalah tidak melakukan persiapan yang cukup matang sebelum berangkat.
Coba dan ajak diskusi anak tersebut untuk memikirkan setiap detail dari perjalanannya. Pikirkan tentang hal-hal yang bisa saja muncul dan tidak sesuai dengan yang sudah di rencanakan, dan langkah apa yang akan dilakukan jika hal tersebut terjadi.
Misalnya memesan seluruh akomodasi sebelum berangkat, dari pada kebingungan mau tidur dimana saat sampai di tujuan. Paling tidak dua malam pertama (Di setiap daerah yang dituju), agar dapat memiliki waktu untuk berorientasi dan mengenal lingkugan yang baru.
Datang / tiba di tengah malam
Biasanya orang-orang lebih memilih terbang menjelang siang atau sore hari yang membuat mereka merasa nyaman, dibandingkan memesan penerbangan di pagi hari agar bisa sampai lebih awal pada hari itu.
Apalagi jika memilih penerbangan dengan low cost carier. Biasanya penerbangan yang memiliki jam nyaman harganya tidak murah.
Jika memungkinkan, pilihlah penerbangan yang jadwal tibanya siang hari di tempat tujuanmu. Hal tersebut akan memberikan waktu untuk mengenal lingkungan baru, dan masih sempat mencari alternatif jika diperlukan.
Disamping itu, biasanya jika naik penerbangan low cost carier, jarak airport menuju kota sangat jauh. Bayangkan kalau tiba tengah malam.
Lebih memperhatikan perasaan orang lain dari pada keselamatan diri sendiri
Melakukan perjalanan sendiri bukanlah waktu yang tepat untuk mencoba bersikap ramah di segala situasi. Dibanyak situasi, ketegasan akan banyak membantu anak tersebut keluar dari sebuah masalah.
Jika seseorang atau situasi tertentu membuatmu merasa tidak nyaman, tinggalkan atau cari bantuan. Ajari untuk tidak takut untuk menolak perhatian atau bantuan yang tidak diinginkan.
Beri pengertian agar menempatkan diri sendiri dan keselamatan di atas perasaan orang lain.
Tidak mengetahui budaya setempat
Salah satu kesalahan terbesar yang dilakukan kebanyakan orang saat solo traveling adalah tidak belajar atau setidaknya mengenal budaya dan adat istiadat negara yang mereka kunjungi.
Ketika memiliki rencana untuk mengunjungi suatu negara, ingatlah bahwa kita adalah seorang tamu. Kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga perilaku atau paling tidak tahu bagimana harus bersikap.
Pelajari tentang semua detail tentang budaya setempat, hal ini bisa membantu anak kita bergaul dengan baik dengan orang-orang di negara yang mereka kunjungi. Dan hal ini dapat membantu mereka terhindar dari masalah.
Kesimpulan cara traveling sendirian bagi remaja
Solo traveling juga memiliki banyak manfaat, tetapi tentunya kerugian. Pertimbangkan hal yang baik dan buruk, dan selalu mengedepankan dialog. Keputusan dapat dilakukan bersama, setelah mempertimbangkan hal hal tersebut diatas.
Jangan mengambil keputusan bedasarkan perasaan, melainkan coba untuk mendukung ide tersebut. Temukan jalan tengah, jangan biarkan anak tersebut kehilangan kesempatan untuk mengenal diri dan berkembang.
Solo traveling bisa menjadi sebuah pengalaman yang luar biasa bagi putra atau putri kita, dan dengan memberi pengertian dan menghindari kesalahan umum yang disebutkan di atas, anak tersebut bisa menikmati liburan bebas dari drama dan juga masalah yang tidak perlu.
Tetap semangat,
Team Liputan+