Keluarga mas Aryo dan mbak Ratih saking kepinginnya makan ketoprak sampai roadtrip ke Belanda. Mas Aryo dan mbak Ratih pindah ke Swedia karena mendapat kesempatan untuk berkerja di salah satu perusahaan multinasional di selatan Swedia. Ketoprak selain nikmat rupanyanya juga bikin kangen, makanya mas Aryo dan mbak Ratih yang tinggal di Swedia sampai bela belain roadtrip ke Belanda hanya untuk cari Ketoprak. Ketemu nggak? yuk kita ikuti ngobrol santai sama mas Aryo dan mbak Ratih.
Mas Aryo dan mbak Ratih, sama Keenan, pindah ke Swedia sejak April 2019, karena ada kesempatan untuk bekerja di salah satu perusahaan multinasional di kota Lund. Memang keluarga ini dari dulu mempunyai hobi roadtrip. Apalagi mbak Ratih, sejak dari kecil juga sering bepergian karena ayahnya dulu seorang pilot maskapai penerbangan terkenal Indonesia..
Menikmati hidup dengan bertemu banyak orang di berbagai negara dan bercerita tentang Indonesia yang sangat indah dan enak untuk dinikmati juga dikunjungi.
Disalah satu kesempatan, liputanplus mendapat kesempatan untuk ngobrol ngobrol dengan mas Aryo dan mbak Ratih tentang perjalanan naik mobil di Eropa. Berikut adalah hasil wawancaranya
Audi A4 Avant Stationwagon
Alasan menggunakan kendaraan ini karena sejak dulu memang senang kendaraan Eropa, dan pada saat tinggal di Swedia, kok banyak melihat orang orang Swedia umumnya menggunakan Stationwagon.
Selain itu Audi A4 Avant juga mudah dalam perawatannya. Kami memilih jenis bahan bakar diesel karena lebih ekonomi untuk perjalanan jauh, walau dari harga perliternya lebih mahal tetapi jauh lebih irit di banding bahan bakar bensin.
Pada waktu itu ada penawaran yang sangat bagus dari Audi, bunga rendah, dan opsi fitur kendaraan yang pas, makanya kami beli Audi A4 Avant stationwagon ini.
Yang paling absurd kalau dipikir pikir ya waktu jalan jalan ke Den Hag nyari ketoprak sama dibela belain ke Rijksmuseum di Amsterdam nyari kerisnya Ken Arok tapi sayang nggak ketemu.
Bucket listnya Buaanyaak! Pengen sekali ke Iceland road trip waktu summer buat lihat midnight sun, atau winter roadtrip mau lihat northern light. Sudah beberapa kali hunting northern light di Kiruna (kota di utara Swedia yang sudah masuk didalam arktik circle) tetapi belum berhasil.
Selain itu pingin sekali menyusuri pengunungan Alpen dari Itali atau Perancis, roadtrip di Norwegian Fjord, ngebayanginnya aja udah bikin excited…
Salah satu yang menarik kalau tinggal di Eropa adalah trip mengunjungi Christmas Market, ada beberapa Christmas Market yang terkenal di Eropa seperti Berlin Christmas Market, Hamburg, Strasbourg, dan lain lain.
Ha...ha..ha.., nggak juga. Di Den Haag akhirnya malah makan nasi kuning, sate ayam, sama ayam goreng kremes di Depot Podjok. Bukan ketoprak.
Restonya menyediakan makanan indonesia lumayan otentik dan bisa menghapus rindu makan ayam goreng yang digoreng pakai minyak goreng banyak alias deep fried.
Di rumah jarang masak deep fried karena ribet mau buang sisa minyak jelantahnya. Gak bisa asal buang ke tong sampah, harus ke recycling center. Akhirnya lebih sering tumis2 aja.
Yang seru malah nemu ramen jepang yang lumayan otentik juga. Berhubung suka banget makanan jepang, dan di kota tempat tinggal kita di Swedia hampir tidak ada resto yang berhasil jual ramen jepang yg cukup otentik.
Jadi bisa dibilang ’sakaw’ ramen jepang waktu itu. Senangnya minta ampun waktu itu bisa makan ramen setelah setahun lebih tidak makan ramen enak.
Setiap roadtrip pasti memiliki keunikan sendiri, dan kami menikmati setiap meter yang kami lalui…, dibawah ini ada beberapa pengalaman menarik
Yang mengesankan waktu roadtrip ke Jerman dan Swiss dari Swedia, sewaktu berangkat, dari Swedia naik mobil Stuttgart 10 jam, yang diantaranya harus nyebrang dari naik kapal dari Trelleborg ke Rostock selama 6 jam dan kita menginap di dalam kapal.
Selain hemat, perjalanan dengan Kapal Ferry dari Trelleborg ke Rostock memberi kesempatan untuk beristirahat (tidur) dibanding melalui darat melintasi Denmark.
Kita sewa cabin 1 kamar yg sungguh nyaman untuk 3 orang. Sewaktu naik kapal, kita sangat terkesan dan kagum melihat kapal yang begitu besar bisa membawa trucktrailer 40feet yang jumlahnya entah berapa ratus, karena parkiran kapalnya ada beberapa lantai. Proses loadingnya teratur sekali dan relatif cepat.
Mobil sedan kita yang kecil diatur sedemikian rupa sampai bisa parkir nyelip diantara trailer2. Luar biasa.
Waktu road trip dari Rome ke Florence, kita berkesan masuk trowongan yang panjangnya lebih dari 7km. Berasa singup dan orang nyetir pada kenceng-kenceng (ngebut) banget terus cuma ada 2 lajur lagi, dan juga banyak banget truk yang lewat.
Perjalanan dari Roma ke Florence kami tempuh menggunakan mobil sewaan yang mudah di peroleh di airport.
Jalan di jalan bebas hambatan di Itali sangat berbeda dengan mengedarai kendaraan di jalan bebas hambatan di Jerman. Di Jerman, walau tidak ada pembatasan kecepatan (speed limit) tapi pengendara mengemudikan kendaraan lebih teratur.
Beda sama tol di Itali, yang sebetulnya ada speed limit (130km/jam), tapi pengendara lokalnya cenderung ngebut banget, nekat, dan lebih ngawur. Kita jadi belajar gaya berkendara di 2 negara itu.
Persiapan, persiapan, dan persiapan. Persiapan juga termasuk untuk mencari tahu peraturan yang berlaku di negara yang kita kunjungi.
Semuanya pasti mau agar perjalanan roadtrip berkesan, dan tentu tidak berharap perjalanan terpaksa di berhentikan atau lebih mahal karena ketidak tahuan kita tentang peraturan setempat.
Di Jerman Emission sticker harus disiapkan sebelum masuk ke Jerman, Emission stiker / green sticker ini diperlukan apabila kita mau masuk ke dalam kota besar seperti Stuttgart, Berlin, dll. Mobil (Mesin mobil) harus sudah memiliki standard Euro6 dan harus daftar Emission sticker di bengkel lokal yang memiliki kwalikasi TÜV, atau Emission Stiker bisa order online tapi butuh waktu 2 minggu untuk pengiriman. Gampang banget kok persyaratannya, tinggal kirim surat mobil. Untungnya kita ada sodara di stuttgart jadi dia bantu untuk daftarin dan beli emission sticker. Harga sticker kira-kira 15 euro.
Swiss, wajib beli sticker untuk masuk jalan tol, caranya beli di Circle K di pos perbatasan antara Germany dan Swiss. Harga kira2 40 CHF dan berlaku 1 tahun. Harus perhatikan speed limit yang selalu berganti-ganti dan banyak kamera. Karena kalau over speeding, penalty-nya mahal bgt, bisa sampai 250 CHF per kelebihan 10km/jam. Saran pake applikasi Waze, karena ada speed monitor di applikasi.
Italy juga, ada peraturan ZTL (zone traficco Limitato) artinya pembatasan jumlah mobil didalam kota, yang nggak tau cara belinya karena ribet tapi intinya ga bisa masuk kedalam kota kaya Roma, Milan dan juga Florence. Jadi waktu di Florence kita parkir di area parkir umum di pinggir kota yang deket tol dan ada jalur trem untuk masuk kedalam kota. Kita parkir bayar harian dan tinggal bayar di mesin, simpel dan bayar pake CC.
Gimana? ada pepatah mengatakan tidak ada rotan akar pun jadi, tidak ada ketoprak ayam kremes pun jadi. Mudah mudahan cerita ini dapat memberikan informasi buat yang ingin roadtrip di Eropa.
Banyak yang mesti diperhatikan tetapi memang banyak kota kota di Eropa yang layak untuk dikunjungi. Nantikan cerita berikutnya dari Mas Aryo dan Mbak Ratih, ketika napak tilas Cloy - Crush Landing On You...
Tetap semangat
Team Liputan+
Tags
Setelah Hari Raya Idul Fitri, biasanya ajakan untuk mengadakan halal bihalal banyak diterima. Tradisi saling berkunjung, atau yang biasa di sebut Halal Bihalal merupakan sebuah tradisi penting dalam perayaan Idul Fitri bagi warga Indonesia dan sebagian warga di Asia Tenggara. Bagaimana dengan warga Indonesia yang tinggal di luar negeri? Apa arti dan makna halal bihalal
Read MoreBagi pecinta truk pickup, tentunya Nissan navara bekas ada dalam radar atau wishlist, pada saat mereka mencari truk pickup bekas. Bersanding ketat dengan Toyota Hilux, Isuzu D-Max, dan Ford Ranger, Nissan Navara cukup memikat hati pasar Indonesia. Sementara versi terbaru model ini sudah berada di kisaran 500 jutaan, unit bekas menjadi solusi bagi pecinta truck
Read More