Setelah Hari Raya Idul Fitri, biasanya ajakan untuk mengadakan halal bihalal banyak diterima. Tradisi saling berkunjung, atau yang biasa di sebut Halal Bihalal merupakan sebuah tradisi penting dalam perayaan Idul Fitri bagi warga Indonesia dan sebagian warga di Asia Tenggara. Bagaimana dengan warga Indonesia yang tinggal di luar negeri? Apa arti dan makna halal bihalal bagi mereka?
Team Liputan+ beruntung karena mendapat undangan halal bihalal di salah satu kediaman diaspora di selatan Swedia. Banyak masyarakat / diaspora yang tinggal di selatan Swedia, baik yang sedang belajar di salah satu universitas tertua di Eropa Utara Lund University, atau World Maritime University di Malmö, atau yang bekerja di perusahaan internasional seperti Tetra Park, Eriksson, dll.
Sejarah halal bihalal?
Dari berbagai sumber, dipercaya bahwa halal bihalal merupakan ciptaan dari Kiai Abdul Wahab Chasbulah, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama. Dimana pada waktu itu Presiden RI pertama Ir. Soekarno mengajak Kiai Abdul Wahab berdiskusi untuk mencari solusi masalah perpecahan politik saat itu.
Kiai Abul Wahab mengusulkan agar semua tokoh politik di kumpulkan untuk bersilahturahmi yang bertepatan pada hari raya Idul Fitri pada saat itu. Pertemuan itu di sepakati dengan istilah Halal Bihalal, saling bertemu, duduk satu meja, dan saling memaafkan.
Makna dan Arti Halal bihalal bagi masyarakat indonesia di luar negeri
Liputan+ berbicara dengan beberapa diaspora di acara halal bihalal, yuk kita dengar langsung apa makna halal bihalal bagi mereka.
Bagaimana dengan kalian?, apa makna halal bihalal bagi kalian? Tulis jawabannya di kolom komentar di bawah.
Tetap Semangat,
Team Liputan+